SISTEM REGULASI TENTANG PERLINDUNGAN SATWA LIAR SEBAGAI GONG KEPUNAHAN SATWA DI INDONESIA

Erwan Baharudin, Lista Meria

Abstract


Abstract

Today, many emerging of community animal lovers, ranging from the community of reptile, mammal communities, communities of fish and bird communities. The purpose of this community is to introduce their pets to the public, ranging from having a image scary turned out to be benign and can be maintained up to the breeding of pet that can be used to support the economy. But the one hand, the existence of government regulations governing the distribution and how to obtain these animals, especially for animals that are protected, so there is some community activity into contradiction with existing legislation. The current regulatory system is intended to regulate the balance and the presence of wild animals in order to stay awake authenticity and not become extinct because of poaching, illegal trade, wrong maintenance and otheers. The purpose of this paper is to describe and review the activities of the community and align with government policies in this regard is the system of regulation, so hopefully the middle ground between the activities undertaken by the community concerned with wildlife conservation with legislation existing, The middle ground that the author is the first offer, the assistance / support to communities that have successfully bred specially protected species to continue to develop these capabilities. Secondly, the assistance in maintaining activity and the breeding of animals by the government and the community that has supported the belief of the government in a relatively new community started its activities. Third, the selection of the individual / community to be able to run the activities of community and preserve wildlife. Fourth, the revision of the law on the conservation of natural resources should be revised

 

Keywords: the regulatory system, animal protection, assistance breeding

 

Abstrak

Dewasa ini, banyak sekali bermunculan beberapa komunitas pemerhati binatang, mulai dari komunitas reptil, komunitas mamalia, komunitas ikan dan komunitas burung. Tujuan komunitas ini adalah untuk memperkenalkan binatang peliharaannya kepada masyarakat, mulai dari yang mempunyai image menakutkan ternyata dapat menjadi jinak dan dapat dipelihara, sampai dengan pengembangbiakan peliharaannya yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang perekonomian. Namun disatu sisi, adanya peraturan dari pemerintah yang mengatur distribusi dan cara mendapatkan satwa tersebut khususnya untuk satwa-satwa yang dilindungi, sehingga ada beberapa kegiatan komunitas yang menjadi kontradiktif dengan peraturan yang ada. Sistem regulasi yang ada saat ini bertujuan untuk mengatur keseimbangan dan keberadaan satwa liar tersebut supaya tetap terjaga keaslian dan tidak punah karena perburuan, perdagangan illegal, pemeliharaan yang salah dan lain sebagainya. Tujuan dari tulisan ini adalah mendeskripsikan dan mereview kegiatan-kegiatan dari sisi komunitas dan menyelaraskannya dengan kebijakan-kebijakan pemerintah dalam hal ini adalah sistem regulasinya, sehingga diharapkan adanya jalan tengah antara kegiatan yang dilakukan oleh komunitas terkait dengan pelestarian satwa dengan peraturan perundang-undangan yang ada. Jalan tengah yang penulis tawarkan adalah pertama, adanya pendampingan/support untuk komunitas dan penghobis yang telah berhasil mengembangbiakkan satwa khususnya yang dilindungi untuk terus mengembangkan kemampuannya tersebut. Kedua, adanya pendampingan dalam kegiatan memelihara dan mengembangbiakkan satwa oleh pemerintah dan komunitas/penghobis yang telah disupport menjadi tangan kanan pemerintah di komunitas yang tergolong baru memulai kegiatannya. Ketiga, adanya seleksi terhadap individu/ komunitas untuk dapat menjalankan kegiatan berkomunitas dan memelihara satwa. Keempat, realisasi revisi undang-undang tentang konservasi sumber daya alam

 

Kata kunci: sistem regulasi, perlindungan satwa, pendampingan pengembangbiakan


Full Text:

PDF

References


Daftar Pustaka

Arif Budiman (2014). Pelaksanaan Perlindungan Satwa LAngka Ber-dasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Studi di Seksi KOnservasi Wilayah I Surakarta Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Tengah). GEMA, Th. XXVI/48/Februari 2014 - Juli 2014

Baharudin, E. (2014) KONSTRUKSI IDENTITAS KOMUNITAS DERIC (DEPOK REPTILE AM-PHIBY COMMUNITY) SECARA ONLINE. Forum Ilmiah Volume 11 Nomor 3, September 2014

-----------------.(2014). Berkerabat dengan Reptil: Makna Baru Kekerabatan di Keluarga Pecinta Reptil. Thesis. Jurusan Antropologi Universitas Indonesia

------------------.(2014). Konstruksi Penge-tahuan tentang Reptil di Komunitas DeRIC (Depok Rep-tile Amphibi Community)

Edo (2016). Asyik adu burung, 7 pria ditangkap karena pelihara elang dilindungi. http://www.hetanews.com/article/49277/asyik-adu-burung-7-pria-ditangkap-karena-pelihara-elang-dilindungi. Diakses pada tanggal 8 April 2016.

Grandgeorge, Marine & Hausberger, Martine (2011). Human-animal relationships: from daily life to animal-assisted therapies. Ann Ist Super Sanità , Vol. 47, No. 4: 397-408

Imron Suandy (2014). Parameter dalam Penerapan Kesejahteraan Hewan (Animal Welfare). http://kesmavet.ditjennak.pertanian.go.id/index.php/berita/tulisan-ilmiah-populer/65-parameter-dalam-penerapan-kesejahteraan-hewan-animal-welfare. Diakses pada tanggal 20 Agustus 2016.

Man (2016). Tanpa Terkecuali, Pelihara Satwa Dilindungi, Tangkap!!!. http://sumselupdate.com/tanpa-terkecuali-pelihara-satwa-dilindungi-tangkap. Diakses pada tanggal 30 September 2016.

Nerissa Russell (2002). The Wild Side of Animal Domestication, Society & Animal, 10:3.

Nunn M., Black P. (2006).– Intensive animal production systems – How intensive is intensive enough? In: Proceedings of the 11th Symposium of the International Society for Veterinary Epidemiology and Economics, Cairns, Australia.

Pro Fauna (2010). Islam Peduli terhadap Satwa.

Rahmiati, D. U., & Pribadi, E. S. (2014). Tingkat Pendidikan dan Status Ekonomi Pemilik Hewan Kesaya-ngan dalam Hal Pengetahuan dan Penerapan Kesejahteraan Hewan Jurnal Veteriner, 15(3).

Reynnells R.D. (2004) Bioethical Considerations in Animal Production. Poult. Sci. 83, 303-306


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


    

Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul
Jalan Arjuna Utara No 9 Kebon Jeruk Jakarta 11510
Telp : 021 5674223 ext 266

email : [email protected]