Efek Ekstrak Air Daun Kecapi (Sandoricum Koetjape (Burm. F.) Merr.) terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus dan Escherichia coli
Abstract
Abstract
Kecapi Leaves (Sandoricum koetjape (Burm.f.) Merr.) has used empirically to cure skin diseases. Staphylococcus aureus and Escherichia coli are known cause skin diseases. Kecapi Leaves contains active compounds as antibacterial activity like saponin, flavonoids and tannins. This study aimed to determine the antibacterial effect of water extract of kecapi leaves (Sandoricum koetjape (Burm.f.) Merr.) on the growth of Staphylococcus aureus and Escherichia coli bacteria. The study was conducted experimentally using aquadest and chloramphenicol as control group. The assessment of antibacterial on Staphylococcus aureus used 6 concentrations, ie 6.25%, 12.5%, 25%, 50%, 75%, 100% and against Escherichia coli used 4 concentrations, ie 25%, 50%, 75 % and 100%.Antibacterial effects were assessed using the diffusion method by looking at the inhibitory zone formed above the surface in order to be planted. The results showed that the largest inhibition zone at concentration of 100% with an average diameter 22.3 mm, and the smallest one at concentration of 6.25% with an average diameter of 8.3 mm in Staphylococcus aureus. Whilein Escherichia coli, the water extract showed the largest inhibit zone at concentration of 100% with an average diameter of 11.4 mm, and the smallest one at 25% concentration with an average diameter of 7, 8 mm.
Â
Keywords: water extract, kecapi leaf, staphylococcus aureus
Â
Abstrak
Daun kecapi (Sandoricum koetjape (Burm.f.) Merr.) secara empiris digunakan menyembuhkan penyakit kulit. Bakteri yang dapat menyebabkan penyakit kulit antara lain bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Daun kecapi mengandung senyawa yang diduga mempunyai aktivitas antibakteri yaitusaponin, flavonoid dan tanin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antibakteri ekstrak air daun kecapi (Sandoricum koetjape (Burm.f.) Merr.) terhadap pertumbuhan bakteriStaphylococcus aureus dan Escherichia coli.Penelitian dilakukan secara eksperimental menggunakan kelompok kontrol aquadest dan kelompok kontrol kloramfenikol. Aktivitas antibakteri ekstrak terhadap Staphylococcus aureusmenggunakan 6 konsentrasi, yaitu 6,25%, 12,5%, 25%, 50%, 75%, 100% danterhadap Escherichia coli menggunakan 4 konsentrasi, yaitui25%,50%,75% dan 100%. Efek antibakteri dinilaimenggunakan metode difusi dengan melihat zona hambat yang terbentuk diatas permukaan agar yang ditanami bakteriStaphylococcus aureusatau Escherichia colli. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak air daun kecapi memperlihatkan zona hambat terbesar pada konsentrasi 100 % dengan rata – rata diameter 22,3 mm, dan zona hambat terkecil pada konsentrasi 6,25 % dengan rata- rata diameter 8,325 mm pada bakteri Staphylococcus aureus, sedangkan ekstrak air daun kecapi (Sandoricum koetjape (Burm.f.) Merr.) memperlihatkan zona hambat terbesar pada konsentrasi 100 % dengan rata-rata diameter 11,4 mm, dan zona hambat terkecil pada konsentrasi 25 % dengan rata-rata diameter 7,8 mm pada bakteri Escherichia coli.
Â
Kata kunci: ekstrak air, daun kecapi, staphylococcus aureus
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Cushnie TPT, Lamb AJ. Antimicrobial activity of flavonoids. Int J Antimicrob Agents. 2005;26(5):343–56.
Garna H. Patofisiologi Infeksi Bakteri pada Kulit. Sari Pediatri 2001;2(4):205–9.
Mathers, C., T. Boerma & Fat D.M. 2008. The Global Burden of Disease 2004 Update. Worid Heath Organization. Tersedia pada http://www.who.int/heathinfo/global_burdendisease/GBD_report_2004updatefull.pdf diakses pada tanggal 5 Febuari 2018).
Mukhriani. Ekstraksi, pemisahan senyawa, dan identifikasi senyawa aktif. J Kesehat. 2014;VII(2):361–7.
Nassar Z, Aisha A, Abdul-Majid A. The Pharmacological Properties Of Terpenoids From Sandoricum koetjape. WebMed Cent Complement Med [Internet]. 2010;1(12):WMC001311.
Olgica Stefanović, Ivana Radojević SV and LČ. World ’ s largest Science, Technology & Medicine Open Access book publisher: Antimicrobial Agents. INTECH; 2012. p. 1–25.
Oxoid. (1982). The Oxoid Manual of Culture Media Inggredients and Other Laboratory Service. ED. V. 212.
Sineke et al. (2016). Penentuan Kandungan Fenolik Dan Sun Protection Factor (Spf) Dari Ekstrak Etanol Dari Beberapa Tongkol Jagung (Zea mays L.). PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1. Hal. 275-283.
Suartini, N. M., 2006, Skrining, Isolasi, dan Identifikasi Senyawa Antibakteri dalam Tumbuhan Berkhasiat Sebagai Obat Sakit Perut yang Tercatat dalam Usada Taru Premana, Skripsi, Universitas Udayana, Bukit Jimbaran.
Sunarwati S. Mikrobiologi Pada Infeksi Kulit [Internet]. http://repository.unpad.ac.id/21288/1/Mikrobiologi-Infeksi-pada-Kulit-perdoski.pdf. 2015 [cited 2018 Mar 5]. p. 1–14.
Susanty, Bachmid F. Perbandingan metode ekstraksi maserasi dan refluks terhadap kadar fenolik dari ekstrak tongkol jagung (Zea mays L.). Konversi. 2016;5(2):87–93.
Swantara I M. Dira. Yenni Ciawi. Identifikasi senyawa antibakteri pada daun kecapi. Jurnal Kimia 2009;61–8.
Warsinah, Eka Kusumawati S. Sandoricum koetjapedan aktivitasnya terhadap candida. Maj Obat Tradis. 2011;16(3):165–73.
Wink M. Modes of Action of Herbal Medicines and Plant Secondary Metabolites. Medicines. 2015;2(3):251–86.
DOI: https://doi.org/10.47007/ap.v1i1.2545
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul
Jalan Arjuna Utara No 9 Kebon Jeruk Jakarta 11510
Telp : 021 5674223 ext 266
email : [email protected]
View My Stats