AXIOLOGY KEILMUAN

Mulyo Wiharto

Abstract


Setiap ilmu pengetahuan memiliki aspek ontology, epistemology dan axiology. Ontology berbicara tentang apa yang dipelajari atau hakekat segala sesuatu yang ingin diketahui dan epistemology membicarakan tentang bagaimana mempelajarinya atau cara mendapatkan pengetahuan tersebut. Ontology dan epistemology ilmu
pengetahuan alam bersifat bebas nilai, sedangkan axiology–nya berkaitan dengan nilai-nilai. Ontology, epistemology dan
axiology ilmu pengetahuan sosial semuanya tidak bebas nilai atau senantiasa berkaitan dengan nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat. Nilai yang berlaku di masyarakat ada yang bernilai intrinsik dan ada pula yang bernilai instrumental. Nilai-nilai yang berlaku di masyarakat dipelajari dalam etika, suatu cabang axiology yang mempelajari tentang baik dan
buruk atau kumpulan pengetahuan mengenai penilaian terhadap perbuatan manusia. Nilai-nilai tersebut terdiri atas adat istiadat, kebiasaan, moral, akhlak, perasaan, kesusilaan, kebaikan dan nilai-nilai etika pada umumnya.
Manusia akan menerima akibat yang tidak menyenangkan bila tidak memahami dan mengamalkan axiology keilmuan
dengan benar. Pengeboman di Hirosima dan Nagasaki serta penerapan new morality di Swedia adalah salah satu contoh bila pemanfaatan ilmu pengetahuan tidak mengindahkan
nilai-nilai yang berlaku. Itulah sebabnya seorang Albert Einstein pernah mengatakan: “Sciences without religion is blind and religion without sciences is lameâ€Â 

Kata kunci:
axiology, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


    

Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul
Jalan Arjuna Utara No 9 Kebon Jeruk Jakarta 11510
Telp : 021 5674223 ext 266

email : [email protected]