MEMBANGUN MODEL HIPOTETIS PENCEGAHAN & PENANGGULANGAN KONFLIK ANTARA PELAYAN KESEHATAN DENGAN PASIEN/KELUARGA PASIEN (Tinjauan Kasus “Perawat Suntik Mayatâ€)
Abstract
Abstract
This paper is a study of literature that is triggered by the incidence of conflict between health nurses with patients / families of patients who are repeated again. Cases such as Prita vs. RS Omni, but this time is a viral known as the case of "Surgery Nurses". This paper is intended to build a hypothetical model of conflict prevention and management between health care workers and patients / families of patients in the hope of becoming a guide to prevention and resolution of similar conflicts. It is said the hypothetical model because it still must be done refinement and empirical testing on it. The definition of health care is a team of doctors and nurses and even hospital-related organizations that provide services. Mentioned as patient / family of patients because in some cases the patient has been unconscious or is gone so that the conflict is the family. Health conflicts can be malpractice or miscommunication. The conflict studied in this paper is miscommunication rather than malpractice. By studying conflict theories, it is concluded that the source of conflict is rooted in the question of "who is the owner of the patient's body"? The seizure of hegemony over the patient's body gives rise to three approaches, namely paternalistic stating that the patient's body owner is a health servant so that it can do anything to the patient's body. The second point of view is individualistic stating that the patient / patient's family is the owner of power over the patient's body. While the reciprocal collegial view requests that each party open and appreciate the position of duties and responsibilities together for the healing of patients. This is an effective way to prevent conflict. Yet in the light of the events, conflict develops through three stages. The first stage: antaseden, which starts with the pressure on the health care waiter and the pressure on the patient / family of the patient. This pressure if not handled properly can enter the second stage: the conflict process, which ends in the third stage: the consequence of which latent conflict becomes open. In open conflict situations, if no win / win negotiations are in place, the conflict can be bad. Conflict has a positive impact when each party takes a lesson and resolves it.
Â
Keywords: conflict, miscommunication, health care.
Â
Abstrak
Tulisan ini merupakan studi literatur yang terpicu oleh kejadian konflik antara perawat kesehatan dengan pasien/keluarga pasien yang terulang lagi. Kasus yang menyeruak sebelumnya semisal Prita vs RS Omni, namun kali ini adalah viral yang dikenal sebagai kasus “Perawat Suntik Mayatâ€. Tulisan ini dimaksudkan untuk membangun model hipotetis pencegahan dan penanggulangan konflik antara pelayan kesehatan dengan pasien/keluarga pasien dengan harapan dapat menjadi pedoman pencegahan dan resolusi atas konflik serupa. Dikatakan model hipotetis karena masih harus dilakukan penyempurnaan dan pengujian empirik atasnya. Yang dimaksud pelayan kesehatan adalah team dokter dan perawat bahkan terkait organisasi rumah sakit yang memberi layanan. Disebutkan sebagai pasien/keluarga pasien karena dalam beberapa kasus pasien sudah tidak sadarkan diri atau sudah tiada sehingga yang berkonflik adalah pihak keluarga. Konflik kesehatan dapat berupa malapraktik atau miskomunikasi. Konflik yang dikaji dalam tulisan ini adalah yang bersifat miskomunikasi dan bukan malapraktik. Dengan mengkaji teori-teori konflik maka disimpulkan sumber konflik berakar pada persoalan “siapa pemilik tubuh pasienâ€? Perebutan hegemoni atas tubuh pasien melahirkan tiga pendekatan, yaitu paternalistik yang menyatakan bahwa pemilik tubuh pasien adalah pelayan kesehatan sehingga dapat melakukan apapun terhadap tubuh pasien. Sudut pandang kedua adalah individualistik yang menyatakan bahwa pasien/keluarga pasien adalah pemilik kuasa atas tubuh pasien. Sedangkan pandangan reciprocal collegial meminta agar masing-masing pihak terbuka dan menghargai kedudukan tugas dan tanggungjawab secara bersama guna penyembuhan pasien. Inilah cara efektif mencegah konflik. Namun dilihat dari runtun peristiwanya, konflik berkembang melalui tiga tahapan. Tahap pertama: antaseden, yaitu berawal pada tekanan yang ada pada pihak pelayan kesehatan dan tekanan pada pasien/keluarga pasien. Tekanan ini jika tidak ditangani dengan baik dapat memasuki tahap kedua: proses konflik, yang berujung pada tahap ketiga: konsekuensi dimana konflik laten menjadi terbuka. Dalam situasi konflik terbuka, jika tidak dilakukan negosiasi yang win-win, konflik dapat berdampak buruk. Konflik berdampak positif manakala masing-masing pihak mengambil pelajaran dan melakukan resolusi atasnya.
Â
Kata kunci: konflik, miskomunikasi, pelayan kesehatan.
Full Text:
PDFReferences
Daftar Pustaka
Agung, Dewa Agung Gede. (2015). Pemahaman Awal terhadap Anatomi Teori Sosial dalam Perspektif Fungsional dan Struktural Konflik. Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 9 No. 2.
Aron, Marjorie Corman. (2007). Negotiating Outcomes: Expert Solutions to Everyday Challenges. Harvard Business Review Press.
Baddar, Fatma et all. (2016). Conflict resolution strategis of nurse in selected government tertiary hospital in the Kingdom of Saudi Arabia. Sciedu Press. 2016.
Bagus, Ida W. (2012). Teori-Teori Sosial. Kencana Gramedia.
Cahyono. (2008). Membangun Budaya Keselamatan Pasien dalam Praktek Kedokteran. Kanisius.
Clancy, M.C. & B. A. Collins. (2005). Focus on Patient Safety : Patient Safety in Nursing Practice. Journal of Nursing Care Quality.
Hardjana, Agus M. (2003). Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal. Kanisius.
http://www.tribunnews.com/regional/2018/01/30/video-viral-perawat-suntik-mayat-seperti-ini-kejadiannya-versi-rs-siti-khodijah-sidoarjo.
https://regional.kompas.com/read/2018/02/15/19314491/video-perawat-suntik-mayat-keluarga-dan-rumah-sakit-sepakat-damai.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180130074054-20-272515/kronologi-perawat-suntik-pasien-yang-sudah-meninggal.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180130182415-20-272702/rs-khodijah-surabaya-bantah-perawat-suntik-pasien-meninggal.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180130202036-20-272742/kronologi-perawat-suntik-pasien-meninggal-versi-rumah-sakit.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180131075101-20-272792/rs-siti-khodijah-bantah-tolak-bpjs-pasien-meninggal.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180201092452-20-273075/video-suntik-mayat-disebut-hoax-keluarga-akan-polisikan-rs.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180201215527-12-273312/keluarga-korban-suntik-mayat-pertanyakan-rekam-medis.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180215164053-20-276498/rs-siti-khodijah-dan-keluarga-korban-suntik-mayat-berdamai.
Idongesit et all. 2016. Work-related conflict and nurse’s role performance in a tertiary hospital in South-South Nigeria. Journal of Nursing Education and Practice. Sciedu Press.
Isfandyarie, Anny. (2010). Tanggung Jawab Hukum dan Sanksi Bagi Dokter. Prestasi Pustaka.
Kennedy, Lisa. (2009). Komunikasi untuk Keperawatan: Berbicara dengan Pasien Ed 2. Erlangga.
Komalawati, Veronica. (2002). Peranan Informed Consent dalam Komunikasi Terapetik. Aditya Bakti.
Lalongke, Maksimus Ramses. (2013). Komunikasi Keperawatan, Metode Berbicara Asuhan Keperawatan. Graha Ilmu.
Liliweri, Alo. (2011). Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan. Pustaka Pelajar.
Litteljohn, Stephen W & Karen A Foss. (2016). Ensiklopedia Teori Komunikasi Jilid 1. Kencana.
Marquis, B. L. & C. J. Houston. (2010). Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan: Teori dan Aplikasi. Alih Bahasa Edisi ke-4. Penerbit EGC.
McCabe, Catherine. (2004). Nurse-Patient Communication: an Exploration of Patients’ Experiences. Journal of Clinical Nursing. Blackwell Publishing. Ltd.
Morton Deutsh et all. (2016). Handbook Resolusi Konflik: Teori dan Praktek. Nusa Media.
Mundakir. (2006). Komunikasi Keperawatan Aplikasi dalam Pelayanan. Graha Ilmu.
Nurhasanah, Nunung. (2010). Ilmu Komunikasi dalam Konteks Keperawatan untuk Mahasiswa Keperawatan. Trans Info Media.
Prabowo, Tri. (2017). Komunikasi dalam Keperawatan. Pustaka Baru.
Rasyid, Muhammad Rusydi. (2015). Pendidikan dalam Perspektif Sosiologi. Jurnal Auladuna, Vol 2 No 2.
Ritzer, George. (2012). Teori Sosiologi Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar
Robbins, Stephen. (2001). Organizational Behaviour. Sage.
Suryani. (2013). Komunikasi Terapeutik: Teori & Praktik Ed 2. Penerbit ECG.
Thomas, Kennet W. & Ralph Kilmann. (2002). Thomas-Killman Conflict Mode Instrument. Paperback.
Vardiansyah, Dani. (2017). Filsafat Ilmu Komunikasi. Indeks.
Wulansari, Dewi. (2009). Sosiologi dan Konsep Teori. Jakarta: PT Refika Aditama.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul
Jalan Arjuna Utara No 9 Kebon Jeruk Jakarta 11510
Telp : 021 5674223 ext 266
email : [email protected]