PENGARUH LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF UNTUK MENCEGAH KEKAMBUHAN ASMA BRONKIAL
Abstract
Abstract
Background: Bronchial asthma is a chronic disease that causes the top five deaths in the world. The
prevalence of bronchial asthma in Indonesia by 2025 is 400 million with 225,000 dead. One way to prevent relapse in people with bronchial asthma by doing progressive relaxation exercises regularly for one  week. This study aims to determine the effect of progressive relaxation training on the decrease in recurrence rate in patients with bronchial asthma in the working area of West Jakarta Kebon Jeruk subdistrict health center. The sample used is bronchial asthma as many as 20 people with purposive sampling technique.  The method used is Pre-Experiment, pre test, post test without control group. Result: Paired t-test analysis result, got decrease of asthma recurrence rate p  =
0,000  (p  <0,005).  Conclusion: There  was  a  significant effect  between  the  recurrence rate  of bronchial asthma  before  and  after  the  provision  of  progressive  relaxation  exercises.  It  is recommended for bronchial asthma clients in the working area of West Jakarta Kebon Jeruk subdistrict health center to apply physical exercise by performing regular progressive relaxation on bronchial asthma clients to decrease / prevent recurrence of bronchial asthma.
Â
Keywords: influence, progressive relaxation, recurrence of asthma
Â
Abstrak
Latar belakang: Asma bronkial adalah penyakit kronis yang menyebabkan lima kematian teratas di
dunia. Prevalensi asma bronkial di Indonesia pada tahun 2025 adalah 400 juta dengan 225.000 orang meninggal. Salah satu cara untuk mencegah kambuh pada penderita asma bronkial dengan melakukan latihan relaksasi progresif secara teratur selama satu minggu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan relaksasi progresif terhadap penurunan tingkat kekambuhan pada pasien asma bronkial di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk Jakarta Barat. Sampel yang digunakan adalah asma bronkial sebanyak 20 orang dengan teknik purposive sampling. Metode yang digunakan adalah Pre-Experiment, pre test, post test tanpa kelompok kontrol. Hasil: Hasil analisis t- test paired, didapatkan penurunan tingkat kekambuhan asma p = 0,000 (p <0,005). Kesimpulan: Ada pengaruh yang signifikan antara tingkat rekurensi asma bronkial sebelum dan sesudah pemberian latihan relaksasi progresif. Direkomendasikan untuk klien asma bronkial di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk Jakarta Barat untuk menerapkan latihan fisik dengan melakukan relaksasi progresif secara teratur pada klien asma bronkial untuk mengurangi / mencegah terulangnya asma bronkial.
Â
Kata kunci: pengaruh, relaksasi progresif, rekurensi asma
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Daftar Pustaka
Alim, M. (2010). Relaksasi otot progresif. Artikel
Zona Psikologi. http://www.psikologizone. com/relaks asi-otot-progresif. Diakses 12
Februari 2010.
Alimul, H. (2007). Riset dan Teknik Penulisan
Ilmiah, Jakarta: Salemba Medika.
Anastasia Onny, dkk. (2011). Buku Ajar
Patofisiologi. Jakarta : EGC.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian : Suatu
Pendekatan Praktis. Jakarta : Rineka Cipta.
Bararah, T dan Jauhar, M. (2013). Asuhan Keperawatan Panduan Lengkap Menjadi Perawat Profesional. Jakarta : Prestasi Pustakaraya.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (DepKes R.I.). (2009). Profil Kesehatan Indonesia (2008). Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Gemilang, J. (2013). Buku Pintar Manajemen stres dan Emosi. Yogyakarta Mantra Books.
Global strategy for asthma management and prevention. (2007). National Institutes of Health.
Hartono, LA. (2007). Stres & Stroke. Yogyakarta : Kanisius.
Herodes, R. (2010). Anxiety and Depression in
Patient.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2010).
Penderita asma. Diakses 28 juli Oktober
(2011) dari http://www.depkes.gov.id.
Kozier, dkk. (2010). Fundamental Keperawatan.
Konsep, Praktik & Proses. Jakarta: EGC.
Mashudi. (2011). Pengaruh Progressive Muscle Relaxation Terhadap Kadar Glukosa Darah Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi, (1) 23-28.
Milite, George A. Joseph Wolpe (1915-1997)in Encyclopedia of Psychology. Retrieved on August 26, (2007). http://www.scribd.com/ doc/30270598/Konsep-Stres-Dan- Manajemen- Stres. Diakses29April2017.
Mulyono, R. (2005). Terapi marah. Jakarta: Studia press.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). (2003).
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK):
Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan di Indonesia. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). (2011).
PPOK (Penyakit paru Obstruktif Kronik), pedoman praktis diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia.
Price, S. A. dan Wilson, L. M. (2006). Patofisiologi :
Konsep Klinis ProsesProses Penyakit, Edisi
, Volume 1. Jakarta: EGC.
Purwanto, B. (2013). Herbal dan Keperawatan
Komplementer. Yogyakarta: Nuha Medika.
Ramdhani, N. dan Putra, A.A. (2008).
Pengembangan Multimedia “Relaksasiâ€. Skripsi diterbitkan. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.
Risnawaty, N. (2011). Penyakit asma, kontrol teratur, cegah kekambuhan. Diakses 10 Juli (2011) dari http: www. BKKBN Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.co.id.
Safira, T. & Saputra, N.E. (2009). Manajemen emosi. Jakarta: Bumi aksara.
Setyoadi, K. (2011). Terapi Modalitas Keperawatan Jiwa pada Klien Psikogeriatrik. Jakarta : Salemba Medika.
Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G. (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2), Alih bahasa oleh Agung Walu (dkk), EGC, Jakarta.
Soewondo, S. (2017). Panduan dan instruksi latihan relaksasi progresif. Depok : Lembaga pengembangan sarana pengukuran dan pendidikan psikologi.
Suprihatin dkk. (2011). Modul Progressive Muscle Relaxation (PMR) Perilaku Kekerasan. Modul diterbitkan. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
DOI: https://doi.org/10.47007/ijnhs.v2i1.2309
Refbacks
- There are currently no refbacks.