MAKNA SIMBOL RITUAL SIRAMAN PERNIKAHAN ADAT JAWA TENGAH(ANALISIS INTERAKSIONAL SIMBOLIK PADA RITUAL SIRAMAN PERNIKAHAN ADAT JAWA TENGAH)
Sari
Abstract
This study aims to find out the meaning of symbols that are in the Central Javanese traditional wedding ceremony. This type of research is qualitative with symbolic interactional analysis studies. Data sources that I use in this study come from informants, key informants, and documents in the form of photographs of the ritual siraman. Data collection can be done using interview techniques, non-participant observation and documentation. Javanese people interact using symbols since time immemorial. Where there is a hidden meaning in the symbol of the symbol as well as beneficial for those who believe. In the process of interaction there are many symbols in verbal and nonverbal forms. Symbols unconsciously and indirectly we often encounter in daily life as well as in official activities, such as rituals in marriage. One of the rituals in a marriage that is thick with its customs and there are many symbols in it is the ritual siraman. The verbal message in the ritual of siraman uses more of the Javanese Javanese language, while the nonverbal message occurs more when the communicator in the ritual of siraman interacts, such as when sungkeman, siraman, cut rikma and sell dawet. The meaning of the showering tools, offerings of watering, clothing and washing rules are believed to have a good impact on the new life that will be carried out by the bride and groom. One of them, like the water symbol from 7 different sources, means that later after being legitimately the bride and groom the new life is given happiness and peace of mind, then the symbol of the offerings, namely Robyong cone, whose meaning is the life of the couple who is upgraded. Keywords: java community, ritual spray, symbolic interaction
Â
Â
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna dari simbol yang ada pada ritual siraman pernikahan adat Jawa tengah. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan studi analisis interaksional simbolik. Sumber data yang penulis gunakan dalam penelitian ini berasal dari informan, key informan, serta dokumen yang berupa foto-foto dari ritual siraman.Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi non partisipan  dan dokumentasi.  Masyarakat  Jawa  berinteraksi  menggunakan  symbol  sejak  zaman  dahulu  kala. Dimana pada simbo ltersebut terdapat makna baik yang tersembunyi sekaligus bermanfaat bagi yang mempercayai.Dalam proses interaksipun terdapat banyak symbol dalam bentuk verbal dan nonverbal. Simbol secara tidak sadar dan tidak langsung sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kegiatan resmi, seperti ritual dalam pernikahan.Salah satu ritual dalam pernikahan yang kental dengan adat istiadatnya dan terdapat banyak symbol didalamnya ialah ritual siraman. Pesan verbal dalam ritual siraman lebih banyak menggunakan bahasa Jawa kajawen, sedangkan pesan nonverbal lebih banyak terjadi saat pelaku komunikasi dalam ritual siraman ini berinteraksi, seperti pada saat sungkeman, siraman, potong rikma dan jualan dawet. Makna dari alat-alat siraman, sesaji siraman, pakaian siraman dan aturan siraman dipercaya membawa dampak baik bagi kehidupan baru yang akan dijalankan pasangan pengantin. Salah satunya seperti simbol air dari 7 sumber berbeda maknanya ialah agar kelak setelah sah menjadi pasangan pengantin kehidupan barunya diberi kebahagiaan dan tentram hati, lalu symbol dari sesaji yaitu tumpeng robyong yang maknanya ialah kehidupan pasangan pengantin yang melaksanakan ritual siraman ditingkatkan derajatnya dan diberi keselamatan. Kata kunci: masyarakat jawa, ritual siraman, interaksi simbolik
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Buckley, Susan G. (2008). Buku pintar bahasa tubuh.
Jakarta: Cerdas Publisher.
Cangara, Hafied. (2010). Pengantar ilmu komunikasi.
Jakarta: Rajawali Pers.
Charon, Joel M. (1992). Symbolic interactionism: An introductions, an interpretation. Englewood cliffs, NJ: Prentice-hall.
Hardjo, S.Soedjarwo. (1998). The wedding ceremony, tata cara hajatan. Sanggar Busana & Budaya.
Hariwijaya, M. (2004). Islam Kejawen, Yogyakarta: Gelombang Pasang.
Koentjaraningrat. (1981). Kebudayaan mentalitas dan pembangunan. Jakarta: Dian rakyat.
Littlejohn, W. Stephen dan Foss, A. Karen. (2011). Teori Komunikasi, Theories Of Human Communication. Jakarta: Salemba Humanika.
Morrisan. (2013). Teori Komunikasi: Komunikator, Pesan, Percakapan, dan Hubungan (Interpersonal). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Mulyana, Deddy. (2008). Ilmu Komunikasi Suatu
Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Riswandi. (2009). Ilmu komunikasi. Jogjakarta: Graha ilmu.
Sobur, Alex. (2009). Semiotika Komunikasi.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suryanto. (2015). Pengantar Ilmu Komunikasi.
Bandung: CV Pustaka setia.
Sutardjo, Imam. (2008). Kajian Budaya Jawa.
Surakarta: Univ. Sebelas maret.
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.