KARAKTERISTIK SPOTLIGHTING UNTUK KOLEKSI MUSEUM DENGAN PENDEKATAN FOTOGRAFI.
Abstract
Abstract
In the museum there are rules asked not to take pictures with flash. The main concern is keeping the material of art, because flash light can cause significant damage to the collection object, Flash Light can contribute significantly to the degradation process of a work of art. As already said, many museums have known the desire of visitors to take photos from their collections. In response, many photography permits are allowed, as long as they do not use flash. The method of observation is done by phenomenology, preliminary analysis is presented in description on each object through intensive observation with the help of documentation based on predetermined category. Withdrawal in the form of a description of the results of the analysis that will answer the formulation of this research problem. The lighting conditions of the Fatahilah Museum gallery in particular are collectibles and what are the factors that optimize the design of efficient artificial lighting so as to create an atmospheric museum atmosphere and create the concept of photographic characteristics in lighting especially for this three dimensional collection of research to apply and develop appropriate spotlighting with photographic characteristics. A product review that can be applied to collectibles using the type of product criteria that allows for the projecting of a more flexible light.
Â
Keywords : museum, artificial lighting, photography
Â
Abstrak
Didalam museum terdapat aturan diminta untuk tidak mengambil gambar dengan flash. Perhatian utamanya adalah menjaga material benda seni, karena cahaya flash dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan terhadap benda koleksi, Cahaya Flash dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap proses degradasi sebuah karya seni. Seperti yang sudah dikatakan, banyak museum telah mengetahui keinginan pengunjung untuk mengambil foto dari koleksi mereka. Sebagai tanggapannya, banyak ijin fotografi diperbolehkan, selama tidak menggunakan flash. Adapun metode pengamatannya dilakukan secara fenomenologi, Analisis awal di paparkan secara deskripsi pada masing-masing obyek melalui pengamatan intensif dengan bantuan dokumentasi berdasarkan kategori yang sudah ditentukan sebelumnya. Penarikan dalam kesimpulan berupa deskripsi dari hasil analisis yang akan menjawab perumusan masalah penelitian ini. Kondisi pencahayaan buatan galeri Museum Fatahilah khususnya benda koleksi dan apa saja faktor-faktor yang mengoptimasikan rancangan pencahayaan buatan yang efisien sehingga dapat menciptakan atmosfir museum yang etsetik dan menciptakan konsep karakteristik fotografi dalam pencahayaan khususnya untuk koleksi tiga dimensi penelitian ini dapat menerapkan dan mengembangkan spotlighting yang sesuai dengan karakteristik fotografi. Kajian produk yang dapat diterapkan untuk benda koleksi menggunakan jenis kriteria produk yang memungkinkan untuk dapat memproyeksi cahaya yang lebih leluasa.
Â
Kata kunci: museum, pencahayaan buatan, fotografi
Full Text:
PDFReferences
Daftar Pustaka
Abdi, Y. (2012). Photography From My Eyes. Jakarta: PT. Elex Media Komputerindo.
Adian, Donny Gahral. (2010). Pengantar Fenomenologi. Depok: Penerbit Koekoesan.
Akmal, Imelda. (2011). Tata Cahaya untuk Tempat Tinggal. Jakarta: PT. Gramedia.
Anas, I. (2012). Panduan Fotografi Digital. Jakarta: Kanaya Press.
Bogdan, Robert C. Dan Steven J. Taylor. (1992). Introduction to Qualitative Research Methotds : A Phenomenological Approach in the Social Sciences, alih bahasa Arief Furchan, John Wiley dan Sons, Surabaya,Usaha Nasional.
Brouwer, MAW. (1983). Psikologi Fenomenologis. Jakarta: PT Gramedia.
Brown, Blain. (1992). Motion picture and video Lighting. USA Focal Press.
Cayless, M.A., A.M. Marssden. (1991). Lamp & Lighting (3rd.ed). London. McGraw-Hill.
Daymon, Cristin, dan Holloway, Immy. (2008). Metode-metode Riset Kualitatif dalam Public Relations dan Marketing Communication. Yogyakarta: Bentang.
Dradjat, R.B. (2008). Ritual Fotografi. Jakarta: PT. Elex Media Komputerindo.
Dradjat, R.B. (2011). Filosofi Penghayat Cahaya. Jakarta: Kompas Gramedia.
Excell, L. dkk. (2013). Komposisi Dari Foto Biasa Jadi Luar Biasa. Edisi kedua. Jakarta: PT. Elex Media Komputerindo.
Istiawan, Saptono P.K.IAI & Kencana, Ira Puspa. (2002). Ruang Arsitek dengan pencahayaan. Jakarta. Penebar Swadaya.
Karlen, Mark. (2007). Dasar-dasar Desain Pencahayaan. Jakarta. Erlangga.
Lesmana, N. (2011). Memotret Dengan DSLR. Jakarta: PT. TransMedia.
Moore, Fuller. (1991). Concept and practice of architecture daylighting. New York. Van Nostrad Reinhold.
Paulus, E & Lestari, L. (2012). Buku Saku Fotografi Still Life. Jakarta: PT. Elex Media Komputer Indo.
Philip, Derek. (2002). Lighting modern design. London McGraw-Hill.
Rea, Mark Stanley ; The IESNA lighting handbook. Illuminating Engineering Society of North America.
Wesley E. Woodson. (1981). Principles of Forensic Human Factor/Ergonomics.
www.duniakonservasimuseum.com.
www.energyefficiencyasia.org
Yuke Ardhiati. dalam Grouded Theory Terkait Khora Materi Kuliah Metodologi Penelitianan Magister Desain Semester 2 2012.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Web Stat