STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN KAKAO DAN INDUSTRI COKLAT DI INDONESIA
Abstract
Abstract
This paper discusses the cocoa downstream agro-industry development strategy. Cocoa is one of Indonesia's main export commodities. Around eighty percent of Indonesia's cocoa beans are exported and only 20% is to meet the needs of the domestic industry. The domestic industry has not yet developed as expected. For this reason, an accelerated downstream cocoa acceleration strategy is needed so that the downstream industry develops well. This study uses a SWOT analysis and gap analysis to obtain an acceleration strategy. Based on analysis, the results suggested 8 strategies for accelerating the development of cocoa agro-industry.
Â
Keywords : cocoa, strategy, downstream agroindustry
Â
Abstrak
Makalah ini membahas tentang strategi pengembangan agroindustri hilir kakao. Kakao merupakan salah satu komoditas ekspor utama Indonesia. Sekitar delapan puluh persen biji kakao Indonesia diekspor dan hanya 20% untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri. Industri dalam negeri belum berkembang seperti yang diharapkan. Untuk itu, diperlukan strategi percepatan pengembangan hilirisasi agar industri cokelat berkembang dengan baik. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT dan analisis gap untuk mendapatkan strategi percepatan. Berdasarkan analisis, diperoleh hasil 8 strategi percepatan pengembangan agroindustri kakao.
Â
Kata kunci: kakao, strategi, agroindustri hilir
Â
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Arsyad, M., B. Sanim, BM. Sinaga. (2004). The Impact of Fertilizer Price and Devaluation on Cocoa Export and Production. Journal of Forum Pascasarjana, IPB, Vol. 27 (3): 255-269.
Arsyad, M., S. Yusuf, Hasnah, B. M. Sinaga, H. Siregar. (2007). Evaluation of Government Policy Impact on Indonesian Cocoa Export and Production Post Uruguay Round. Final Report for HIBAH PEKERTI. Depdiknas. Jakarta.
Azhar, I. (2008). The Ways Towards Sustainabilit of Cocoa Industryin Malaysia. Malaysian Cocoa Board. Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia.
Brodjonegoro, S.S. (1999). Strategi Manajemen Perguruan Tinggi untuk Membentuk Hasil Didik yang Berwawasan Pencipta Kerja. Proyek Pemandu (Pilot Project) Pengem-bangan Budaya Entrepreneurship di Perguruan Tinggi. Pusat Pengkajian dan Perencanaan Pendidikan, Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan, Universitas Gadjah Mada. Bekerjasama dengan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Jakarta.
Budiharjo. (2011). Produce Marketing Indonesia – Langkah Kecil Sekelompok Pelaku ‘Produce Business’. Produce Marketing Indonesia. Makalah pada Simposium Nasional Agroindustri – IV, Bogor, 24 September 2011.
Coe, C.A. (2006). Farmer Participation in Market Authorities of Coffee Exporting Countries. World Development Vol. 34, No. 12, pp. 2089–2115.
Gafur, S. (2009). Motivasi Petani dalam Menerapkan Teknologi Produksi Kakao (Kasus Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah). (Tesis). Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Direktorat Jenderal Perkebunan. (2010). Statistik Perkebunan Indonesia. DirektoratJenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian RI, Jakarta.
Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. (2010). Road Map Kakao. (tidak dipublikasikan). Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Kementerian Pertanian RI, Jakarta.
Sa’id, E. Gumbira. (2009). Review Kajian, Penelitian dan Pengembangan Agroindustri Strategis Nasional: KelapaSawit, Kakao dan Gambir. Jurnal Teknologi Industri Pertanian Vol. 19(1), hal : 45-55.
Kementerian Pertanian RI. (2010). Rencana Strategis Kementerian Pertanian tahun 2010-2014. Kementan RI, Jakarta.
Niederhauser, N. Thomas Oberthu¨, Sibylle Kattnig, James Cock. (2008). Information and its management for differentiation of agricultural products: The example of specialty coffee. computers and electronics in agriculture 61 (2008) 241–253.
Ismail, M.M., and Radam, A. (2010). Measuring the Effect of Asian Financial Crisis on the Comparative Advantage of the Food Processing Industry. International Journal of Economics and Management 4(2): 271 – 284 (2010).
Sutardi. (2007). Pembangunan Agroindustri Hilir Hasil Pertanian dalam Perspektif Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada. Diucapkan di depan Rapat Terbuka Majelis Guru Besar Universitas Gadjah Mada Tanggal 24 April 2007 di Yogyakarta.
Deperindag. (2003). Kebijakan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah. Direktorat Jendral Industri dan Dagang Kecil Menengah, Departemen Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia. Jakarta.
Departemen Perindustrian. (2009). Buku II Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Prioritas Industri Berbasis Agro Tahun 2010 – 2014. Departemen Perindustrian RI, Jakarta.
Pushpa S. Murthy, dan M. Madhava Naidu. (2012). Sustainable management of coffee industry by-products and value addition—A review. Resources, conservation and Recycling 66 (2012) 45– 58.
World Growth. (2011). Manfaat Minyak Sawit bagi Perekonomian Indonesia. Jakarta.
Goenadi, H.D., Baon, J.B., Herman, Purwoto, A. (2005). Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kakao di Indonesia. Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian Indonesia.
Rachbini, D.J., Arifin, B., Yustika, A.E., Hartati, E. S., Listiyanto, E., Firdaus, A.H., Ghani, A. P., Abdullah, I. (2012). Outlook Industri 2012. Strategi Percepatan dan Perluasan Agroindustri. Kementerian Perindustrian RI, Jakarta.
Soetrisno. (2006). Strategi Sinergi, Dual-Scheme, Paradigm ShiftdanPajak untuk Penyelesaian Krisis. Makalah Seminar Nasional Revitalisasi Kebijakan Menuju Industrialisasi Pertanian yang Berkeadilan dan Berkelanjutan. Balai Senat UGM, 8 – 9Desember 2006.
Sutardi. (2004). Karakter dan Budaya Wirausaha Baru. Editor: Suhono Harso Supangkat, Purnomo Yustianto dan Sigit Purwanto. Entrepreneurial Economic Development Strategy. Pusat Inkubator Bisnis ITB. Bandung. Hal: 11 – 22.
Sutardi, Ali Agus dan Nurul Indarti. (2004). Evaluasi Perkembangan Sentra Usaha Kecil dan Menengah. Kerjasama Antara Lembaga Pengabdian Masyarakat, UGM dengan Kementerian Negara Koperasi dan UKM. Jakarta.
Walter, A., Ritter, T., and Gemünden, H.G. (2001). Value Creation in Buyer–Seller Relationships Theoretical Considerations and EmpiricalResults from a Supplier’s Perspective. Industrial Marketing Management Vol. 30, p: 365–377 (2001), Elsevier Science Inc.
Refbacks
- There are currently no refbacks.