ANALISIS INFRASTRUKTUR DALAM RANGKA MENDUKUNG KETAHANAN AIR DI PROVINSI BANTEN

Aditianata Aditianata

Abstract


Abstract

Water security is a very important aspect in the development of an area, because water is a major need for humans, the water currently used by humans is mostly surface water originating from rivers, although in some areas there is groundwater utilization. The aspect of water resistance is one of the important prerequisites for regional development. Banten Province as a supporting area for the capital city of DKI Jakarta is experiencing a fairly rapid regional development. Therefore we need a good water security concept for the province. This study aims to identify the existing water resource infrastructure in Banten province which is then linked to water security in the Banten province. The results of this study identified that at this time the condition of water resistance in Banten Province was in poor condition, especially at certain times. Based on the results of the GAP analysis, it shows that Banten Province is experiencing water deficiency, while the existing infrastructure is not yet able to function optimally to accommodate water. Although in fact the potential for the river area in Banten province is very abundant. In terms of quantity, water resistance in Banten Province is actually quite good, but in some parts of the watershed in Banten Province there are some water that is not of good quality, thus reducing the availability of clean water for Banten Province. The suggestions that can be made based on this research are to increase the water reservoir and then maximize the potential of the existing reservoir, then ensure the flow of water that is stored up to residential areas is of good quality.

 

Keywords: water security, infrastructure, GAP analysis

 

Abstrak

Ketahanan air merupakan aspek yang sangat penting dalam pengembangan sebuah wilayah, karena air merupakan kebutuhan utama bagi manusia, air yang saat ini dimanfaatkan oleh manusia sebagian besar merupakan air permukaan yang berasal dari sungai meskipun pada beberapa wilayah terdapat pemanfaatan air tanah. Aspek ketahanan air merupakan salah satu prasyarat penting dalam pengembangan kewilayahan. Provinsi Banten sebagai wilayah pendukung ibukota DKI Jakarta mengalami perkembangan wilayah yang cukup pesat. Oleh karena itu diperlukan sebuah konsep ketahanan air yang baik untuk provinsi tersebut. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi infrastruktur sumber daya air yang ada di provinsi banten yang kemudian dikaitkan dengan ketahanan air pada provinsi banten. Hasil penelitian ini teridentifikasi bahwa pada saat ini kondisi ketahanan air pada Provinsi Banten berada pada kondisi yang kurang baik, terutama pada waktu-waktu tertentu. Berdasarkan hasil GAP analisis menunjukkan bahwa Provinsi Banten mengalami defisi air, sementara infrastruktur yang ada saat ini belum dapat berfungsi secara maksimal untuk menampung air. Meskipun sebetulnya potensi wilayah sungai pada provinsi banten sangat berlimpah. Secara kuantitas ketahanan air pada provinsi banten sebetulnya cukup baik namun pada beberapa bagian DAS yang ada di Provinsi Banten terdapat beberapa air yang memiliki kualitas tidak baik sehingga mengurangi ketersediaan air bersih untuk Provinsi Banten. Adapun usulan yang dapat dilakukan berdasarkan penelitian ini adalah menambah tampungan air dan kemudian memaksimalkan potensi tampungan yang sudah ada sebelumnya, kemudian memastikan aliran air yang tertampung sampai kepada permukiman penduduk dengan kualitas yang baik.

 

Kata kunci: ketahanan air, infrastruktur, GAP analisis


Full Text:

PDF

References


Anthony, J.C., & James, C.S. (1988). Edisi Kedua. Perencanaan Kota. Jakarta: Erlangga.

Adidarma, Wanny Kristiyanti. (2006). Pengem-bangan Model Pemantauan Gejala Kekeringan di Indonesia, Disertasi Program Doktor Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyangan Bandung.

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. (2011). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Tentang Neraca Air dan Penyelenggaraan Alokasi Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Hayes, Michael J. (2007). Drought Indices, July 2007.

Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Edisi ke 5. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Jayasuriya, D. (2011). Quantification of Hydrological Drought – Key Issues. In Expert Group Meeting on Hydrological Drought Indices, 1-2 September 2011, Geneva, Switzerland.

Keyantash, John, and John A. Dracup. (2002). “The Quantification of Drought: An Evaluation of Drought Indices.†American Meteorological Society (August).

Niemeyer, S. (2008). “New drought indices.†Water Management (80): 267-274.

Roman, D. M. S. (2005). Systematization of Water Allocation Systems, an Engineering Approach, A Dissertation, Texas A&M University.

Rossi, G, V Nicolosi, and A Cancelliere. (2007). “Recent methods and techniques for managing hydrological droughts.†Option Mediteraneane, Series A-80 (80): 251- 265.

UN-ISDR, (2009). Drought Risk Reduction Framework and Practices. United Nations International Strategy for Disaster Reduction.

Wilhite, D A. (2010). Quantification of Agricultural Drought for Effective Drought Mitigation, in Agricultural Drought Indices, Proceedings of an Expert Meeting 2-4 June, 2010, Murcia, Spain, WMO, Geneva.

WMO. (2009). Press Release Experts Agree on a Universal Drought Index to Cope With Climate Risks, WMO No. 872, Geneva.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.