PENGHITUNGAN NILAI TAMBAH KERAJINAN SULAMAN (STUDI KASUS SULAMAN BUKITTINGGI)

Nofierni Nofierni

Abstract


Abstract

Embroidery as a product of micro-scale handicraft businesses makes a major contribution to improving the community's economy. Bukittingi embroidery which is applied to various materials for clothing such as scarves and clothes has a relatively high economic appeal. The purpose of this study is to identify the profile and structure of the embroidery craft and to calculate the added value of the embroidery craft business. The object of the research is the Kapalo Samek embroidered shawl which is produced by the handicraft business in Bukittinggi. The method used is descriptive analysis of the supply chain for the embroidery craft business, the calculation of income and the added value of suelendang Kapalo Samek embroidery. The structure of the embroidery craft business, formed a supply chain where the owner of the funds is the party who determines the design, cost components, selling price and added value. The calculation of added value uses the Hayami method. The added value of the handicraft business for the production of embroidered shawls shows an added value of 0.97% with an added value composition of 0.87% for business owners. Efforts to increase added value can be done by increasing the number of sales and increasing the quality and uniqueness of the embroidery design.

 

Keywords: added value, sulaman, hayami, Bukittinggi

 

Abstrak

Sulaman sebagai produk usaha kerajinan skala mikro memberikan kontribusi besar dalam peningkatan ekonomi masyarakat. Sulaman Bukittingi yang diaplikasikan pada berbagai bahan untuk pakaian seperti selendang dan baju memiliki daya tarik dengan nilai ekonomi relatif tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi profil dan struktur kerajinan sulaman serta melakukan perhitungan nilai tambah dari usaha kerajinan sulaman. Objek peneltian adalah selendang sulaman kapalo samek yang diproduksi oleh usaha kerajinan di Bukittinggi. Metode yang digunakan dengan analisis deskriptif pada rantai pasok usaha kerajinan sulaman, perhitungan pendapatan dan nilai tambah suelendang sulaman kapalo samek. Usaha kerajinan sulaman tersebar cukup banyak di daerah Bukittinggi. Metode produksi menggunakan sulaman tangan (hand made) yang diaplikasikan pada berbagai jenis bahan. Struktur pelaku usaha kerajinan sulaman membentuk rantai pasok dimana pemilik dana adalah pihak yang menentukan desain, komponen biaya, harga jual dan nilai tambah. Perhitungan nilai tambah menggunakan metode Hayami. Nilai tambah usaha kerajinan untuk produksi selendang sulaman menunjukkan nilai tambah sebesar 0,97 % dengan komposisi nilai tambah sebesar 0,87% bagi pemilik usaha, Upaya meningkatkan nilai tambah dapat dilakukan dengan meningkatkan jumlah penjualan dan meningkatkan mutu dan keunikan desain sulaman.

 

Kata kunci: nilai tambah, sulaman, hayami, Bukittinggi


Full Text:

PDF

References


Badan Pusat Statistik Kota Bukittinggi. (2018). Kota Bukittinggi Dalam Angka.

Daubaratie U, Startiene G. (2015). Creative industries impact on National Economy in Regard to Subsector. 20th International Scientific Conference Economics and Management 2015. Procedia – Social and Behavioral Sciences.

Hayami Y, Kawagoe T, Morooka Y, Siregar M. (1987). Agricultural Marketing and Processing in Upland Java. A Perspective from a Sunda Village. Bogor: The CPGRT Centre.

Marimin. (2005). Sistem Pakar dan Aplikasi Manajerial. IPB Press. Bogor.

Nofierni. (2017). The Model for Estimation Production Cost of Embrodery Handicraft. IOP Conference Series: Materials Science and Engineering.

Salvatore D. (2004). Managerial Economics in a Global Economy with Economic Applications Card, 5nd ed. New York: Thompson Learning.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.