STRATEGI PENGEMBANGAN DEPRESSED AREA MELALUI REVITALISASI BIDANG PENDIDIKAN, EKONOMI DAN INFRASTRUKTUR MENUJU PENCAPAIAN KESEJAHTERAAN EKONOMI MASYARAKAT DI KAWASAN PUSAT PERKOTAAN KABUPATEN SUMEDANG

Silvia Hapitasari, Khairul Ishak Mahadi

Sari


Depressed areas illustrate the condition of an area characterized by the stagnation of economic growth, high population growth rates while the quality of education is low (lack of human resources) and the unemployment rate is high enough that many of the population migrate to large cities and abroad. Referring to the policies in the RTRW Regional Regulation of Sumedang Regency Number 2 of 2012 and RPJPD of Sumedang Regency in 2005-2025, the development of Sumedang City is carried out by agribusiness-based development that leads to tourism development, so the development strategy of the Sumedang District Urban Area is through revitalization in the economic, social and physical city. The results of the analysis findings obtained 3 depressed area development strategies. The first development strategy is to revitalize the social field through improving education. The second strategy is the revitalization of the economy through tourism planning with the concept of educative rural tourism. The third strategy is revitalization in the physical field through the improvement and development of infrastructure and improving the city structure.

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Bates, Timoty, A. “Alleviating the Lagging Performance of Economically Depressed Communities and Regionsâ€. Dalam http://www.kc.frb.org/publicat/commaffrs/05%20bates.pdf.

Budiatmodjo, Eko. (2012). “Hierarki dari Kebutuhan Manusia Menurut Maslow†dalamhttp://ekobudiatmodjo.blogspot.com/2012/05/hierarki-dari-kebutuhan-manusia-menurut.html/

David, Fred R. (2011). Manajemen Strategis. Jakarta: Salemba Empat.

Gunawan, Myra P. (2005). Pendekatan Pariwisata dalam Perencanaan Kota†dalam Soegijoko, Budhy Tjahjati Sugianto, Pembangunan Kota Indonesia dalam Abad 21 Konsep dan Pendekatan Pembangunan Perkotaan di ndonesia. Jakarta: Yayasan Sugianto Soegijoko dan Urban and Regional Development Indonesia (URDI).

Hutagalung, M. H. (2000). “Simbiosis Mutualisme Antara Kebudayaan dan Pariwisataâ€. Dalam Jurnal Ilmu Pariwisata. Vol. 5 No. 2/November. Jakarta.

Kabupaten Sumedang. (2009). “Profil Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2009â€. Laporan. Sumedang: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.

Kotler & Amstrong, P. (2003). Dasar-dasar Pemasaran Edisi Sembilan. Jakarta: PT INDEKS Kelompok Gramedia.

Kuncoro, M. (2009). Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Edisi 3. Jakarta: Erlangga.

Kusmayadi. (2004). Statistika Pariwisata Deskriptif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Lubis, Nina H. (2008). Sejarah Sumedang Dari Masa ke Masa. Sumedang: Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga bekerjasama dengan Universitas Pajajaran.

North, Douglass C. (1965). “Location Theory and Regional Economic Growth†dalam Friedman, John dan Alonso, William, Regional and Planning A Reader. Cambrigde: The Massachussets Institue of Technology Press.

Nurhidayai, Sri Endah. (2012). Pengembangan Agrowisata Berkelanjutan Berbasis Komunitas di Kota Batu, Jawa Timur. Ringkasan Disertasi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Porter, Michael E. (1994). Keunggulan Bersaing Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Binarupa Aksara.

-----. (2007). Strategi Bersaing (Competitive Strategy) Edisi Revisi. Tangerang: Karisma Publishing Group.

Surahman. (2010). “Sumedang Tandang Ngarangranganâ€. Dalam http://www.sumedangonline.com/sumedang-tandang-ngarangrangan.html//

Vellas, dkk. (2009). Pemasaran Pariwisata Internasional Sebuah Pendekatan Strategis Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Wahab, Salah. (1997). Pemasaran Pariwisata. Jakarta: PT Pradnya Paramitha.

Warphani, Suwardjoko P & Warphani, Indira P. (2007). Pariwisata Dalam Tata Ruang Wilayah. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Windia, Wayan, dkk. (2013). “Model Pengembangan Agrowisata di Bali†dalam http://ojs.unud.ac.id/index.php/soca/article/download/4136/3122.

Yoeti, Oka. A. (2006). Pariwisata Budaya Masalah dan Solusinya. Jakarta: Pradnya Paramitha.

Bupati Sumedang. (2009). Peraturan Bupati SUmedang Nomor 113 Tahun 2009 tentang Sumedang Puseur Budaya Sunda (SPBS). Sumedang: Sekretaris Daerah Kabupaten Sumedang.

Bupati Sumedang. (2012). Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumedang Tahun 2011-2013. Sumedang: Sekretaris Daerah Kabupaten Sumedang.

Direktur Jenderal Bina Marga. (1999). Pedoman Perencanaan Jalur Pejalan Kaki Pada Jalan Umum. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum.

Kabupaten Sumedang. (2006). Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2005-2025. Sumedang: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.


Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


VISIT COUNTER:

gerEGGe