Pengembangan Pertanian Perkotaan : Impian Mewujudkan Kota yang Berkelanjutan

Ratnawati Yuni Suryandari

Sari


Di negara-negara sedang berkembang termasuknya Indonesia, pertumbuhan kota yang paling pesat terjadi di pusat kota. Tagihan pendapatan tidak merata, kemiskinan, sistem distribusi sumber pangan kurang berjalan dengan baik, areal tanah pertanian merosot, menyebabkan sumber pangan menjadi sangat penting terutama bagi penduduk kota yang miskin. Bank Dunia melaporkan bahwa terdapat 360 juta penduduk kota di negara-negara sedang berkembang  mengalami kekurangan gizi kronis. Lima dari enam keluarga di kota  di India membelanjakan 70% dari pendapatannya untuk membeli makanan. Di Kuala Lumpur, antara 45-50% penghasilan penduduk digunakan untuk mencukupi keperluan makan, atau dua kali ganda yang terjadi di Inggris. Akibatnya, golongan berpendapatan rendah di kota-kota Asia lebih sering kekurangan gizi dibandingkan dengan golongan berpendapatan rendah di pedesaan. Oleh karena itu pertanian kota merupakan cara pendekatan yang holistik  bagi memenuhi keperluan penduduk miskin kota dan bagi meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan. Artikel ini menguraikan tentang berbagai dampak positif pertanian kota bagi penduduk kota bersangkutan dan bagi kehidupan kota yang berkelanjutan, serta mengetengahkan isu dan tantangan pertanian kota di Indonesia dengan mengambil kasus wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Kata Kunci: Pertanian Kota, Penduduk Miskin Perkotaan, Kualitas Lingkungan Perkotaan

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Brook, R & Davila, J, “The Peri-urban interface: A tale of two citiesâ€, Bethesda, Gwasg Ffrancon Printers, Wales, 2000.

FAO, “Urban and peri urban agricultureâ€, Report to The FAO Committee on Agriculture (Coag), Meeting from January 25-26, FAO, Rome, 1999.

FAO-SOFA, “Urban food security: Urban agriculture a response to crisisâ€, UA Magazine 1(1), 2000.

IDRC/UN-HABITAT, “Guidelines for municipal policymaking on urban agricultureâ€, Urban agriculture: Land management and physical planning, 1(3), 2003.

Mbaye, A. & Moustier, P, “Market oriented urban agricultural production in Dakarâ€, Dlm. Bakker, N., Dubbeling, M., Guendel, U., Sabel-Biayacheller, S., & Zeeuw, H. (eds). In growing cities, growing food: Urban agriculture on the policy agenda, hlm. 235-256. Feldafing, DSE, 2000.

Mougeot, L. J. A, “African city farming from a world perspectiveâ€, Dlm. Egziabher, A. G. et al. (eds). In Cities Feeding People: An examination of urban agriculture in East Africa, hlm. 1-24. International Development Research Centre, Ottawa, 1994.

RUAF, “Why is urban agriculture important?â€, http//www.ruaf.org/node/513 diakses pada tanggal 2 April 2008.

Smit, J., Nasr, J. & Ratta, A, â€Urban agriculture: A neglected resource for food, jobs and sustainable citiesâ€, UNDP, New York, 1996.

World Bank, “World Development Reportâ€, Oxford University Press, New York, 2000.


Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


VISIT COUNTER:

gerEGGe