PERBEDAAN KONSEP DIRI REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN ASRAMA DAN PANTI ASUHAN COTTAGE

Fiqih Safitri, Novendawati Wahyu Sitasari

Sari


Abstrak

Di Indonesia terdapat dua macam sistem pengasuhan panti asuhan, yaitu asrama dan cottage. Perbedaan sistem pengasuhan yang diterapkan panti asuhan secara tidak langsung mempengaruhi konsep diri remaja. Kedekatan antara remaja dan orangtua asuh serta teman sebaya akan mempermudah remaja dalam melakukan identifikasi dan membentuk konsep diri positif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan konsep diri remaja yang tinggal di panti asuhan asrama dan panti asuhan cottage. Penelitian ini merupakan studi komparatif non-eksperimental. Sampel penelitian berjumlah 81 remaja panti asuhan asrama dan 41 remaja panti asuhan cottage, dengan teknik non-probability sampling dan jenis sampling jenuh. Skala konsep diri yang  digunakan merupakan modifikasi dari Tennesse Self Concept Scale (TSCS) yang berjumlah 31 item valid dengan koefisien reliabilitas 0,900. Hasil uji beda menunjukkan nilai sig.(2-tailed) 0,019 atau  (p<0,05), artinya terdapat perbedaan konsep diri remaja yang tinggal di panti asuhan asrama dan panti asuhan cottage. Dan didapatkan hasil bahwa remaja yang tinggal di panti asuhan asrama maupun cottage memiliki konsep diri yang cenderung negatif.

Kata kunci : Konsep diri, remaja, panti asuhan, asrama, cottage

 

Abstract

In Indonesia there are two kinds of orphanage care system, namely, dormitories and cottages. This applied system indirectly affected adolescent self-concept. The closeness among teens with foster parents and peers will facilitate them to identify and form a positive self-concept. The purpose of this study was to determine difference in self-concept of teenagers who lived in the dormitory orphanage and cottage orphanage. This research is a non-experimental comparative study. The samples included 81 teenagers of dormitory and 41 teenagers of cottage, and used non-probability sampling techniques and entire types of sampling. Self concept modified from the Tennessee Self Concept Scale (TSCS) which consists of 31 valid items with reliability coefficient of 0.900. T-test results showed sig. (2-tailed) 0.019 or (p <0.05). It means that there is difference in self-concept of teenagers who lived in the dormitory orphanage and cottage orphanages. This research yielded teens who lived in dormitories and cottage have negative self-concept

Keywords : self-concept, teenager, orphanage, dormitory, cottage

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Daftar Pustaka

Amaliah. (2012). Gambaran Konsep Diri pada Dewasa Muda yang Bermain eRepublik. Skripsi. Universitas Indonesia, Depok.

Astuti, R., D. (2014). Identifikasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri Siswa Sekolah Dasar Negeri Mendungan 1 Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.

Azwar, S. (2014). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Burn, R., B. (1993). Konsep Diri Teori, Pengukuran, Perkembangan, dan Perilaku, Jakarta : Arcan,

Desmita. (2008). Psikologi Perkembangan. Rosda Karya Remaja, Bandung

Disney, T. (2013). Complex Spaces of Orphan Care – a Russian Therapeutic Children's Community. Children's Geographies, 1-14

Feist, J., Feist, G, J. (2013). Teori Kepribadian Buku 1. Jakarta : Salemba Humanika, Jakarta.

Fitts, W.H. (1971). The Self-Concept and Self-Actualization. Los Angeles: Western Psychological Service.

Gumulya, J. Widyastuti, M. (2013). Pengaruh Konsep Diri terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa Universitas Esa Unggul. Jurnal Psikologi, XI (1), 50-65

Hartati, L. (2009). Kompetensi Interpersonal Pada Remaja yang Tinggal di Panti Asuhan Asrama dan yang Tinggal di Panti Asuhan Cottage. Skripsi. Universitas Esa Unggul, Jakarta.

Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan (5th ed.). Jakarta : Penerbitan Erlangga, Jakarta.

Kuhns, J.E. (2011). Adolescent Identity: Improving Self-Concept Through Service Learning. Thesis. Washington : Gonzaga University, Washington

Lange, N.D. (2012). Exploring the Self-Concept of the South African Adolescent Male Suffering from Tourette's Syndrome. International Journal of Adolescence and Youth, 8, 11-26

Noor, J. (2012). Metode Penelitian : Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta : Kencana.

Nurhanifah, S. (2013). Model Pengembangan Pendidikan Keberagamaan Anak Asuh di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang, Kab. Semarang Tahun 2013. Skripsi. Salatiga : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri.

Pattimahu, I.K. (2005). Perbedaan Konsep diri antara Remaja yang Sejak Masa Akhir Kanak-kanaknya Dibesarkan di Panti Asuhan dengan Remaja yang Sejak Akhir Kanak-kanaknya Dibesarkan di Rumah Bersama Keluarga. Skripsi. Depok: Universitas Gunadarma.

Purwanti, Y.D. (2008). Konsep Diri Positif dan Konsep Diri Negatif. Diakses tanggal 1 Januari 2016 pada https://bawana.wordpress.com/

Rakhmat, J. (2011). Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Santrock, J.W. (2005). Adolescence 10th edition. United States, Mc Graw Hill, United States.

Srivastava, R., Joshi, S. (2014). Relationship between Self-concept and Self-esteem in Adolescents. International Journal of Advanced Research, 2 (2), 36-43

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

________. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

________. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D Cetakan 17. Bandung :Alfabeta.

________. (2013). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Sumanto. (2014). Teori dan Aplikasi Metode Penelitian Psikologi, Pendidikan, Ekonomi Bisnis dan Sosial. Jakarta : Buku Seru

Surjastuti, C.S.I. (2012). Panti Asuhan dan Ketelantaran Anak. Skripsi. Yogyakarta : Universitas Atma Jaya.

Unicef Indonesia. (2012). Ringkasan Kajian Perlindungan Anak. Jakarta : Unicef Indonesia.

Widodo, N., et al. (2012). Evaluasi Pelaksanaan Rehabilitasi Sosial Pada Panti Sosial: Studi Pada Pembinaan Lanjut (After Care Services) Pasca Rehabilitasi Sosial 2012. P3KS Press. Jakarta


Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.