PERENCANAAN PENCAHAYAAN BUATAN UNTUK RUANG MEMBATIK DI PERUSAHAAN BATIK PLENTONG YOGYAKARTA

Muhammad Fauzi

Sari


Abstract

With the increasing demand of Batik Plentong increasingly sharp so that the company is overwhelmed to serve the demand from domestic consumers and foreign consumers. On the other hand, batik plentong companies have an increase in workers therefore there is a need for comfort and safety factors for workers as applied to the law on the standardization of proper facilities. The process of batik using canting requires precision and high precision, thus requiring facilities or facilities that support the activity. Artificial lighting conditions in the batik "Batik Plentong" is less than ideal and does not meet the lighting for the work field so that the discomfort of batik becomes a serious problem factor. In dedication to the community here aims to provide input and simultaneously examine the facilities of artificial batik especially artificial so that it can solve the solution for Batik Plentong with the result of the ideal artificial lighting design. This method of execution is done with the introduction of the material knowledge of artificial lighting and the result of the design presented with the manager of Batik Plentong. The result of this community service activity is to increase the input about artificial lighting to Batik Plentong. This strategy of observing community service is using Phenomenology which is aimed to guide research in the realm of design including architecture and interior through deeply relying on intuition and intellectuality of researcher to understand lighting problem, done by experiencing spat directly from all possible direction. Results The conclusion of this activity is the input in standardization of artificial lighting for the batik room that had not been noticed by the batik or the manager so that the future can minimize the risk to batik.


Keywords: plentong batik, design, artificial lighting

 

Abstrak

Dengan meningkatnya permintaan Batik Plentong yang semakin tajam sehingga perusahaan kewalahan melayani permintaan dari konsumendomestic maupun konsumen mancanegara.Di sisilain, Perusahaan batik plentong memiliki peningkatan pekerja oleh karena itu perlu adanya faktorkenyamanan dan keamanan bagi pekerja sebagaimana diterapkan undang-undang mengenaistandarisasi fasilitas yang layak. Proses membatik menggunakan canting ini memerlukan ketelitiandan kepresisian yang tinggi, sehingga membutuhkan sarana atau fasilitas yang mendukung kegiatantersebut. Kondisi pencahayaan buatan di ruang membatik “Batik Plentong†kurang ideal dan tidakmemenuhi pencahayaan untuk bidang kerja sehingga ketidaknyaman pembatik menjadi faktorpermasalahan serius. Dalam pengabdian kepada masyarakat disini bertujuan untuk memberi masukandan sekaligus meneliti mengenai fasilitas pembatik khususnya Pencahayaan buatan sehingga dapatmemcahkan solusi untuk Batik Plentong dengan hasil rancangan pencahayaan buatan yang ideal.Metode pelaksanaan ini dilakukan dengan pengenalan tentang materi pengetahuan tentang pencahayaan buatan dan hasil rancangan dipresentasikan dengan pengelola Batik Plentong.Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah dapat meningkatkan masukan tentang pencahayaan buatan terhadap Batik Plentong.Strategi pengamatan pengabdian kepada masyarakat ini menggunakan Fenomenologi yang ditujukan untuk membimbing penelitian di ranah desain termasuk arsitektur dan interior  dilalui secara mendalam bersandar intuisi dan intelektualitas peneliti untuk memahami permasalahan pencahayaan, dilakukan dengan mengalami keruangan secara langsung dari segala arah yang memungkinkan. Hasil Kesimpulan dari kegiatan ini adalah adanya masukan dalam standarisasi pencahayaan buatan untuk ruang membatik yang selama ini tidak diperhatikan oleh pembatik maupun pengelola sehingga kedepannya dapat meminimalisasikan resiko terhadap pembatik.

 

Kata kunci: batik plentong, desain, pencahayaan buatan


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Daftar Pustaka

Adian, Donny Gahral. (2010). Pengantar Fenomenologi. Depok: Penerbit Koekoesan.

Akmal, Imelda. (2011). Tata Cahaya untuk Tempat Tinggal. PT. Gramedia : Jakarta.

Brown, Blain. (1992). Motion picture and video Lighting.USA Focal Press.

Bogdan, Robert C. Dan Steven J. Taylor. (1992). Introduction to Qualitative Research Methotds : A Phenomenological Approach in the Social Sciences, alih bahasa Arief Furchan, John Wiley dan Sons, Surabaya,Usaha Nasional.

Brouwer, MAW. (1983). Psikologi Fenomenologis. Jakarta: PT Gramedia.

Cayless, M.A., A.M. (1991). Marssden.Lamp & Lighting (3rd.ed). London. McGraw-Hill.

Daymon, Cristin, dan Holloway, Immy. (2008). Metode-metode Riset Kualitatif dalam Public Relations dan Marketing Communication. Yogyakarta: Bentang.

Istiawan, Saptono P.K.IAI & Kencana, Ira Puspa. (2007). Ruang Arsitek dengan pencahayaan. Jakarta. Penebar Swadaya. 2002.Karlen, Mark. Dasar-dasar Desain Pencahayaan. Jakarta. Erlangga.

Moore, Fuller. (1991). Concept and practice of architecture daylighting. New York: Van Nostrad Reinhold.

Paulus, E & Lestari, L. (2012). Philip, Derek. Lighting modern design.London McGraw-Hill.

Lesmana, N. (2011). Memotret Dengan DSLR. Jakarta: PT. TransMedia. Rea, Mark Stanley ;The IESNA lighting handbook. Illuminating Engineering Society of North America.

Wesley E. Woodson. (1981). Principles of Forensic Human Factor/Ergonomics.

Yuke Ardhiati. (2012). Grouded Theory Terkait Khora Materi Kuliah Metodologi Penelitianan Magister Desain Semester 2.




DOI: https://doi.org/10.47007/abd.v4i1.1962

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul
Jalan Arjuna Utara No 9 Kebon Jeruk Jakarta 11510
Telp : 021 5674223 ext 266

email : [email protected]

 

Web Analytics View My Stats