KEAKURATAN KODE TINDAKAN PADA DOKUMEN REKAM MEDIS MENGGUNAKAN ICD-9 CM SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PELATIHAN PENGKODEAN DI RSUD PETALA BUMI PROVINSI RIAU
Sari
Teks Lengkap:
PDF (English)Referensi
Abdelhak M., Grostick S., Hanken M. A., and Jacobs E. B. 2001. Health Information of A Strategic Resource 2nd Edition. Philadelphia: Sunders Company.
Azwar, A. (2011). Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Binarupa Aksara.
Dahlan, S. (2011). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta :Salemba Medika.
Murtisari, A.,Sugiarsi. 2011. “Analisis Akurasi Kode Diagnosis UtamaBerdasarkan ICD-10 pada Dokumen Rekam Medis Pasien Rawat InapTriwulan I di Rumah Sakit Umum Jati Husada Karanganyar Tahun 2011â€[Internet]. Jurnal Kesehatan Vol. V, No. 1, Hal 30-36, Maret 2011. Diaksesdari www.scholar.google.com pada tanggal 14 April 2017
Erkadius. 2003. Klasifikasi Statistik Internasional Mengenai Penyakit dan Masalah Kesehatan Terkait (International Classification of Diseases and Related Health Problems). ICD-10 Cara Penggunaan. Padang: Yayasan IRIS.
Faciszewski, (2003). Procedural coding of spinal surgeries (CPT-4 versus ICD-9-CM) and decisions regarding standards: a multicenter study.
Farzandipour, M, Sheikhtaheri, A, & Sadoughi, F. (2010). International Journal of Information Management Effective factors on accuracy of principal diagnosis coding based on International Classification of Diseases, the 10th revision (ICD-10), 30, 78– 84.https:/doi.org/10.1016/j.ijinfomgt.200 9.07.002
Hatta, G. (2016). Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta: UI Press.
Keputusan Menteri Kesehatan, Nomor: 1161/Menkes/SK/X/2007 tentang Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Indonesia Diagnostic Related Group (INA DRG).
Kimberly J. O., Karon F. C., Matt D. P., Kimberly R. W., John F. H., and CarolM. A. 2005. Health Research and Education Trust V40 (5 Pt 2), 1620-1639: Measuring Diagnoses; ICD Code Accuracy. Diakses dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/ pmc/ articles/ PMC1361216/ pada tanggal 27 Februari 2016.
Konsil Kedokteran Indonesia. (2006). Manual Rekam Medis. Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia.
Lapau,B. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Lemeshow, S., Hosmer Jr, D.W., Klar,J., Wanga, S.K.L. (1990) Adequacy of sample size in health studies, Pramono, D. (1997) (alih bahasa) Yogyakarta: Gadjah Mada University Press; 1997.
Notoatmodjo, S. (2009). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nuryati (2014), “Evaluasi Ketepatan Diagnosis dan Tindakan di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Pada Penerapan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, UGM.
Octaria, Haryani (2015), Peningkatkan Kualitas Pengkodean Pada Ketepatan Dan Kecepatan Pengkodean Penyakit Untuk Penagihan Klaim BPJS Di RSUD Petala Bumi Pekanbaru Tahun 2015, Tesis, STIKes Hang Tuah Pekanbaru.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 27 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis sistem Indonesian Case Base Groups (INA-CBGs).
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 377/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Perekam Medis.
PORMIKI. (2003). Kumpulan Makalah Seminar Nasional dalam Kongres & Rakernas I-III PORMIKI. Yogyakarta: PORMIKI.
Pramono, A E. 2012. Pengaruh Jenis Coder (Dokter Dan Perawat) Terhadap Keakuratan Kode Diagnosis Berdasarkan Icd-10 Di Puskesmas Gondokusuman Ii Kota Yogyakarta Tahun 2012.Surakarta: Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiah.
Purwanto.(2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi Dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Rustiyanto, E. (2010). Statistik Rumah Sakit untuk Pengambilan Keputusan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rustiyanto. (2009). Etika Profesi Perekam Medis & Informasi Kesehatan. Yogyakarta.
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
VISIT COUNTER:
Â
Â