STRATEGI PEMANFAATAN KAWASAN BERSEJARAH SEBAGAI KAWASAN WISATA STUDI KASUS: PULAU ONRUST, KABUPATEN KEPULAUAN SERIBU
Sari
“Tak Kenal Maka Tak Sayangâ€, ungkapan tersebut mungkin sesuai untuk Pulau Onrus saat ini. Objek Sejarah nampaknya tak akan dikenal jika tak ada upaya publikasi yang disertai dengan pengembangan, pelestarian, dan pemeliharaaan kawasan. kondiisi fisik Pulau Onrust sangat rentan terhadap berbagai ancaman kerusakan, baik oleh faktor alam (abrasi dll) maupun perbuatan manusia (pengambilan pasir-pasir di sekitar pulau), serta kondisi cagar budaya yang semakin rusak pula. Sisi lain yang tak kalah penting pengaruhnya adalah dinamika kelembagaan yang memegang otorita pengelolaan Onrust. Pelestarian Pulau Onrust yang selama ini pendekatannya lebih pada aspek perlindungan (konservasi/rekonstruksi) dengan sedikit pengembangan dan kurang optimal pada aspek pemanfaatan, kini sejalan dengan restrukturisasi organisasi, maka kebijakan pelestarian Onrust hampir pasti akan bergeser pada aspek pemanfaatan dengan tetap konsep pengembangan yang tetap berpijak pada kaidah-kaidah konservasi. Konsekuensi logis dari perkembangan ini tentu memposisikan Taman Arkeologi Onrust pada suatu posisi di antara persimpangan atau di titik temu, dalam arti akan menjadi bagian penting dari kawasan wisata Kepulauan Seribu, atau akan ditinggalkan dalam kondisi “mati suri†seperti sekarang ini. Untuk menghidupkan kembali kawasan tersebut, diperlukan strategi pengembangan kawasan dengan mempertimbangkan latar belakang sejarahnya. Instrumen untuk menggagas strategi tersebut berangkat dari pendekatan Urban Heritage Planning yang memfokuskan pada lingkungan terbangun, fungsi, dan revitalisasi. Strategi yang dibuat didasarkan pada revitalisasi yang diharapkan dapat mendukung fungsi pariwisata pada kawasan studi. Pendekatan ini berdasarkan pada potensi dan permasalahan pada kawasan. Dari faktor-faktor tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan teknik analisis yang digunakan untuk menyusun suatu strategi. Strategi diperoleh dengan cara melakukan analisis internal dan eksternal untuk mengetahui faktor-faktor strength, weakness, opportunity serta threat yang dimiliki oleh obyek studi. Kemudian tiap faktor dimasukkan kedalam mariks SWOT sehingga keluarlah strategi pengembangan SO, ST, WO dan WT yang diharapkan.
Â
Kata Kunci : pelestarian, pariwisata, analisis SWOTTeks Lengkap:
PDFReferensi
Arifin, E. Zainal dan S. Amran Tasai. Cermat Berbahasa Indonesia., Akademika Pressindo. Jakarta, 2009
Attoe, W. Perlindungan Benda Bersejarah dalam Catanese, A.J. Perencanaan Kota. Diterjemahkan oleh Ir. Wahyudi. Penerbit Erlangga. Jakarta, 1988
Handinoto. Perkembangan Kota dan Arsitektur Kolonial Belanda di Surabaya (1870 - 1940). LPPM UK Petra Surabaya. Yogyakarta, 1996
Kotler et. Al. Marketing Places: Attracting Investment, Industry, and Tourism to cities, States, and Nations. The Free Press. New York, 1993
Marimin.Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Grasindo: Jakarta, 2004
McCracken et al.Participation and Social Assessment: Tools and Techniques. Washington: The World Bank. 1998
Muhamed, Zainal Abidin, Ho jo Ann, Wong Foong Yee. Strategic Management. Oxford Fajar Sdn. Bhd. Malaysia, 2010
Muhadjir, N. Metodologi Penelitian Kualitatif. Penerbit Rake Sarasin, Yogyakarta, 1990
Rangkuti, F. Analisa SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia Pustaka Tama. Jakarta.
Saaty, T. L. Decision Making for Leader: The Analytical Hierarchy Process for Decisions in Complex World. Pittsburgh: University of Pittsburgh. Pittsburgh, 1993
Sanger, Ferrial Richard. Tugas Akhir: Strategi Pengendalian Fungsi Permukiman Di Kawasan Pemugaran Kebayoran Baru. Jakarta: Indonusa Esa Unggul. Jakarta, 2010
Silas, Johan. Kampung Surabaya Menuju Metropolitan. Surabaya: Yayasan Keluarga Bhakti Surabaya dan Surabaya Post. Surabaya, 1996
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta. Bandung, 2005
Susiyanti, F. A. â€Startegi Perancangan dalam Meningkatkan Vitalitas Kawasan Perdagangan Johar Semarangâ€. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota. 2003
Suwantoro, G. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Yogyakarta, 2004
Suyanto, B. Upaya Melestarikan Benda dan Bangunan Cagar Budaya di Kota Surabaya. Kompas. (Jakarta), 6 Juni.
Yoeti, O. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Penerbit Angkasa. Bandung, 1985
Sumber Terbitan Resmi
Bappeda DKI Jakarta, “Jakarta Tempo Dulu: Masyarakat Betawiâ€. Artikel dalam Http://.bappedajakarta.go.id Jakarta.
BPS Administrasi Kepulauan Seribu. 2009. Kepulauan Seribu Dalam Angka. Kepulauan Seribu.
Dinas Museum dan Pemugaran Provinsi DKI Jakarta. 1999/2000. Pulau Onrust Jakarta.
Lembaga Penelitian ITB dan Bappeda DKI Jakarta. 2000. Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Administrasi Kepulauan Seribu, Laporan Kemajuan.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, “asal Usul Nama Tempat di Jakartaâ€. E-book, dalam www.budayajakarta.com. Jakarta.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta tahun 2010-2030. Jakarta.
Pemerintah Kecamatan Kepulauan Seribu, 2009. Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Wilayah Kepulauan Seribu Tahun 2009/2010. Jakarta.
Pusat Penelitian Kelautan, ITB dan Direktorat Jenderal Urusan Pesisir, Pantai, dan Pulau - pulau Kecil, Departemen Kelautan dan Perikanan, 2000. Pedoman Nasional Pengelolaan Pulau-pulau Kecil. Jakarta.
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
VISIT COUNTER: