Biaya Bahan Makanan, Densitas Energi Makanan dan Status Gizi Wanita Pedagang Pasar Kebayoran Lama Jakarta Selatan

Rachmanida Nuzrina, Sugeng Wiyono

Abstract


Abstract

It is estimated in 2015, the prevalence of over nutrition will surpass the prevalence of under nutrition as the cause of the death to the poor community. This is caused by consumption of high food fat, sugar and refined grains that is higher compared to vegetables and the seeds because of its deliciousness, give the full feeling and cheaper cost. This research try to explore the relationship between the food cost, the density of food energy intake and the nutritional status of the woman market traders in Kebayoran Lama, South Jakarta. This research used cross sectional design with the number of samples 64 female traders based on the status of the over-weight and normal. The food energy density data is recorded with food recall 24 hours, and the food cost is obtained from price survey in the local market. Results of the research shows food with the highest energy density is jerohan (9 kcals/g), the food with the lowest energy density is the cucumber (0.08 kcals/g), food with the highest cost is the string bean (Rp. 117/100 kcals), the food with the lowest cost is jerohan (Rp.1.10/100 kcals). There is a significant negative correlation between the food cost and the energy density of food (r = - 0,521; (p<0,05). Average energy intake from main food is 979 kcals (±282), vegetables and fruit is 48 kcals(±24.1), sugar and fat is 909 kcals (±299). There is significant difference on  average energy intake (238 kcals) of main food, fruits and vegetables (19 kcals), and sugar and fats (344 kcals) with respect to nutritional status. Nutrition education using dietary guidelines should be the main effort to reduce the prevalence of over-weight.

Keywords: food cost, density and nutritional status, woman market

Abstrak

Diperkirakan pada tahun 2015 penyakit akibat gizi lebih akan melebihi jumlah penyakit akibat gizi kurang sebagai penyebab kematian pada masyarakat miskin. Hal ini dikarenakan konsumsi makanan tinggi lemak, gula dan makanan pokok lebih tinggi dibandingkan buah, sayur dan biji-bijian karena rasa lezat, memberi rasa kenyang dan biaya yang lebih murah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara biaya bahan makanan, densitas energi makanan yang dikonsumsi, dan Status Gizi wanita pedagang pasar Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel 64 pedagang perempuan dengan status gizi lebih dan normal. Data karakteristik dicatat dengan kuesioner, data densitas dicatat dengan food recall 24 jam, dan biaya bahan makanan dengan survey harga pasar. Hasil penelitian menunjukkan makanan dengan densitas energi tertinggi adalah jerohan (9 Kalori/gram), bahan makanan dengan densitas energi terendah adalah ketimun (0.08 Kalori/gram), makanan dengan biaya paling tinggi adalah buncis (117 rupiah/100 Kalori), bahan makanan dengan biaya terendah adalah jerohan (1.10 rupiah/100 Kalori). Hasil Uji Korelasi menunjukkan ada hubungan antara biaya bahan makanan dengan densitas energi makanan r = 0.521 (p<0,05). Rata-rata asupan energi dari konsumsi makanan pokok sebesar 979 Kalori (±282), konsumsi sayur dan buah 48 Kalori (±24.1), konsumsi gula dan lemak 909 Kalori (±299). Perbedaan rata- rata asupan energi dari konsumsi makanan pokok menurut status gizi sebesar 238 Kalori (p<0.05), konsumsi sayur dan buah berdasarkan status gizi sebesar 19 Kalori (p<0.05), perbedaan rata-rata asupan energi dari konsumsi gula dan lemak berdasarkan status gizi sebesar 344 Kalori (p<0.05).

Kata kunci: biaya bahan makanan, status gizi, harga pasar

References


Berita Resmi Statistik No. 47/IX/ 1 September 2006, Tingkat Kemiskinan di Indonesia Tahun 2005-2006

Berita Resmi Statistik No. 48/IX/ 1 September 2006, Tingkat Kemiskinan di Indonesia Tahun 2005-2006

Cassidy D, Is Price Barrier to Eating More Fruit and Vegetables for Low Income Families?, Journal of American Dietetics Association, 2007

Departemen Kesehatan R.I, Laporan Akhir Survei Penilaian Status Gizi Pada Anak dan Remaja Di 10 Kota Besar Di Indonesia, Jakarta, 2005.

Drenowski A, Poverty And Obesity The Role Of Energy Density And Energy Costs, American Journal Of Clinical Nutrition, 2007

Drenowski A, The rising Costs of Low Energy Density Foods, American Dietetics Association, 2007

Drenowski A, The Economic of Obesity: Dietary Energy Density And Energy Costs, American Journal of Clinical Nutrition, 2007

Drenowski, diet detective. Di akses pada tahun 2007 di www.dietdetective.com/content/view/2049/159.

I D Nyoman & Bachyar Bakri, Penilaian Status Gizi, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2001

Mirmala I, Warning Obesitas di Sulawaesi Tenggara, Politeknik Kesehatan Kendari, 2007

Monsivas P, Cost of Low Energy Density Foods, Journal of American Dietetics Association, 2007

Ngadiarti I, Penelitian, faktor usia dan tingkat ekonomi terhadap konsumsi dan buah-buah dibandingkan dengan anjuran Pesan Umum Gizi Seimbang di wilayah DKI Jakarta, Jakarta 2005

Obesity. n.d. di akses pada tanggal 12 Januari 2009 di http//en.wikipedia.org//obesity

Oktaviani R, Economic of Obesity Review and Indonesia Case, Department of Community Nutrition Bogor Agricultural University, 2007

Persatuan Ahli Gizi Indonesia, Tabel Komposisi Pangan Indonesia, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2009




DOI: https://doi.org/10.47007/nut.v2i1.669

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


indexed by
      

Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul
Jalan Arjuna Utara No 9 Kebon Jeruk Jakarta - Indonesia
(021) 567 4223 ext 266

View My Stats