Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Tingkat Konsumsi Karbohidrat, Konsumsi Serat, Dan Kadar Glukosa Darah Pada Pasien DM Tipe 2 Saat Puasa Ramadhan Di Puskesmas Janti Kota Malang

Sabrina Amalia, Sutomo Rum Teguh, Rany Adelina

Abstract


Diabetes melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi kerena kelainan pada hormon insulin yang dapat disebabkan oleh aktivitas yang kurang, konsumsi makanan yang tidak sehat dan tidak seimbang, dan berat badan berlebih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan tingkat pengetahuan dengan tingkat konsumsi karbohidrat, konsumsi serat, dan kadar glukosa darah, dan hubungan tingkat konsumsi karbohidrat dan serat terhadap kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian observasional. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Cross-Sectional. Sampel pada penelitian ini sebanyak 30 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah tingkat pengetahuan, tingkat konsumsi karbohidrat, tingkat konsumsi serat, dan kadar glukosa darah. Analisis data menggunakan uji Pearson Product Moment dan Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin perempuan (76,7%), berusia manula (50%), dengan tingkat pendidikan SD (40%), telah menderita diabetes melitus dengan durasi lama (56,7%), memiliki tingkat pengetahuan baik mengenai diabetes melitus (60%), dengan tingkat konsumsi karbohidrat kurang (80%), tingkat konsumsi serat kurang (100%), dan kadar glukosa darah buruk (40%). Terdapat hubungan tingkat konsumsi serat dengan kadar glukosa darah (p-value < 0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat konsumsi karbohidrat, tingkat konsumsi serat, dan kadar glukosa darah. Tingkat konsumsi karbohidrat tidak berhubungan dengan kadar glukosa darah, sedangkan tingkat konsumsi serat berhubungan dengan kadar glukosa darah.  Saran dari peneliti bagi pasien diabetes melitus adalah tetap memperhatikan konsumsi makanan sesuai dengan anjuran diet diabetes melitus agar kadar glukosa darah tetap terkontrol dan terhindar dari komplikasi. 


References


Abbasi, Y. S. (2018). Diabetes knowledge, attitude, and practice among type 2 diabetes mellitus patients in Kuala Muda District, Malaysia – A cross-sectional study. Diabetes & Metabolic Syndrome: Clinical Research & Reviews.

Arumsari, A. P. (2017). Hubungan Pengetahuan, Asupan (Karbohidrat & Serat), dan IMT dengan Status Kadar Gula Darah pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Merdeka Palembang. Politeknik Kesehatan Palembang.

Carpenito. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan (terjemahan). Edisi 8. EGC.

Decroli, E. (2019). Diabetes Melitus Tipe 2. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.

Dinas Kesehatan Kota Malang. (2020). Profil Kesehatan Kota Malang Tahun 2020. Dinas Kesehatan Kota Malang.

Febriyanti. (2007). Hubungan antara Pengetahuan Diabetes Melitus dengan Gaya Hidup Diabetes Melitus. Skripsi FIK UMS.

Firmansyah, M. A. (2013). Tata Laksana Diabetes Melitus saat Puasa Ramadhan (Management at Diabetes Mellitus on Ramadhan Fasting).

Haryati, & Peni. (2017). Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Asupan Karbohidrat dan Kadar Glukosa Darah pada Kelompok Pasien Diabetes Melitus Ngudi Waras di UPT Puskesmas Pengasih II.

Indrawati, E. (2019). Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Asupan Karbohidrat Pasien Diabetes Melitus pada Prolanis di Puskesmas Gilingan Surakarta.

Juwita, E. (2020). Faktor yang Berhubungan dengan Kadar Gula Darah pada Pnederita Diabetes Melitus Tipe 2 di Prolanis Puskesmas Kecamatan Cimahi Tengah. Journal of Nutrition College, 87–93.

Kemenkes RI. (2013). Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan.

Khomsan, A. (2003). Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. PT. Raja Grafindo Persada.

Komariah. (2020). Hubungan Usia, Jenis Kelamin, dan Indeks Massa Tubuh denga Kadar Gula Darah Puasa pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Klinik Pratama Rawat Jalan Proklamasi, Depok, Jawa Barat.

Leoni, A. P. (2012). Hubungan Umur, Asupan Protein, Dan Faktor Lainnya dengan Kadar Glukosa Darah Puasa Pada Pegawai Satlantas dan Sumda di Polresta Depok Tahun 2012. Universitas Indonesia.

Liza, L. (2009). Puasa dalam Kajian Islam dan Kesehatan. Dinkes Kabupaten Cirebon.

Nazriati, E. (2018). Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 dan Hubungannya dengan Kepatuhan Minum Obat di Puskesmas Mandau Kabupaten Bengkalis. Majalah Kedokteran Andalas, 59–68.

Norhasanah, & Yuliana, S. (2021). Penyuluhan Gizi Online dengan Media Video Audio Visual “Tetap Fit Saat Puasa dan Pasca Puasa dengan Gizi Seimbang.” Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK), Vol 3, No 1.

Notoatmodjo, S. (1997). Ilmu Kesehatan Masyarakat, edisi pertama. Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.

Notoatmojo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.

PERKENI. (2021). Pedoman Pengeolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di Indoneisa 2021. PERKENI.

Puspitasari, F. (2014). Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap tentang Monitoring Kadar Gula Darah Mandiri pada Pasien DM di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Qurratuaeni. (2009). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Terkendalinya Kadar Gula Darah pada Pasien Diabetes Melitus di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati Jakarta. UIN Syarif Hidayatullah.

Rahmat, W. P. (2010). Pengaruh Konseling terhadap Kecemasan dan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus di Kecamatan Kebak Kramat.

Rimbawan. (2004). Indeks Glikemik Pangan. Penebar Swadaya.

Rita, N. (2018). Hubungan Jenis Kelamin, Olah Raga, dan Obesitas dengan Kejadian Diabetes Melitus pada Lansia. Jurnal Ilmu Kesehatan (JIK), Volume 2 Nomor 1, 93–100.

Rsikesdas. (2018). Laporan Provinsi Jawa Timur. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Soviana, E. (2019). Asupan Serat, Beban Glikemik dan Kadar Glukosa Darah pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal kesehatan.

Tanudjaja, T., & Soegondo, S. (1993). Bagaimana Mengobati Diabetes Secara Mandiri. FKIP.

Veridiana, N. N., & Nurjana, M. A. (2019). Hubungan Perilaku Konsumsi dan Aktivitas Fisik dengan Diabetes Mellitus di Indonesia. Buletin Penelitian Indonesia, 97–106.

Witasari, U. (2009). Hubungan Tingkat Pengetahuan, Asupan Karbohidrat, dan Serat dengan Pengendalian Kadar Glukosa Darah pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 10, No. 2, 130–138.

Wulandari, D. S., & Adelina, R. (2020). Hubungan Status Anthropometri dengan Kadar Glukosa Darah, Kadar HbA1C, dan Pola Makan pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 d Puskesmas Tarik Kabupaten Sidoarjo. Media Gizi Pangan, 167–178.

Wulandari, P. (2009). Hubungan Tingkat Pengetahuan Gizi dengan Konsumsi Serat pada Remaja SMA Muhammadiyah 1 Klaten. Universitas Mu-hammadiyah Surakarta.

Yosephine, Y. (2002). Pengaruh Puasa selama Ramadan terhadap Status Klinik Penderita Diabetes Melitus Tipe 2.

Zahro, S. F. (2017). Hubungan Asupan Serat dan Aktivitas Fisik dengan Kadar Glukosa Datah Puasa pada Karyawan Puskesmas Rongkop Gunungkidul.




DOI: https://doi.org/10.47007/nut.v15i01.7087

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


indexed by
      

Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul
Jalan Arjuna Utara No 9 Kebon Jeruk Jakarta - Indonesia
(021) 567 4223 ext 266

View My Stats